Mengenal Ajaran Bhairawa: Jalan Pencerahan yang Tersembunyi dari Nusantara
Di balik sejarah panjang peradaban Nusantara, ada satu ajaran spiritual yang sering disalahpahami bahkan dilupakan: Ajaran Bhairawa. Seringkali dianggap sesat, penuh kekerasan, atau bahkan terkait ilmu hitam, padahal Bhairawa adalah salah satu jalan pencerahan spiritual yang sangat dalam, kompleks, dan sakral—berakar dari filsafat Tantra dan Siwaisme kuno.
Apa itu Ajaran Bhairawa?
Ajaran Bhairawa berasal dari pemujaan terhadap Bhairawa, manifestasi agung dari Dewa Siwa yang melampaui dualitas baik dan buruk. Bhairawa bukan dewa jahat seperti yang sering disalahartikan, melainkan lambang dari kebebasan mutlak, penghancuran ego, dan pembebasan jiwa dari belenggu duniawi.Dalam ajaran ini, kehidupan dipahami bukan dari sudut pandang moralitas hitam-putih, melainkan dari kesadaran murni yang melihat segala sesuatu sebagai bagian dari ilahi. Bhairawa mengajarkan bahwa kebangkitan sejati datang melalui pemahaman mendalam terhadap diri sendiri, bahkan melalui hal-hal yang secara umum dianggap tabu.
Makna Pancamakara
Salah satu simbol utama dalam Bhairawa Tantra adalah Pancamakara, lima unsur pemujaan yang sering disalahpahami:
-
Madya (minuman),
-
Mamsa (daging),
-
Matsya (ikan),
-
Mudra (gerakan tangan/kudapan simbolik), dan
-
Maithuna (penyatuan pria dan wanita).
Namun maknanya bukanlah tindakan fisik semata. Dalam pemahaman esoterik, ini adalah simbol penyatuan energi pria-wanita (Shiva-Shakti), simbol pembakaran ego, dan realisasi kesatuan kosmik. Maithuna, misalnya, bukan sekadar hubungan fisik, melainkan lambang tertinggi dari kasih sayang, penyatuan energi, dan pencapaian keilahian melalui cinta yang murni.
Mengapa Ajaran Ini Dirahasiakan?
Di masa lalu, terutama saat Hindu-Buddha berkembang di kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit, ajaran Bhairawa dijaga sangat ketat. Ia dianggap sebagai ajaran spiritual tingkat tinggi, hanya boleh dipelajari oleh mereka yang sudah siap secara mental dan spiritual. Ini bukan diskriminasi, tapi bentuk perlindungan terhadap kekuatan yang bisa disalahgunakan.
Sayangnya, ketika Islam mulai masuk ke Nusantara, banyak ajaran Bhairawa dikaburkan, bahkan diputarbalikkan menjadi ajaran sesat. Banyak manuskrip dihancurkan, kitab disembunyikan, dan pengikut Bhairawa dianggap menyimpang.
Saatnya Membuka Kembali Tabir Bhairawa
Di era modern ini, masyarakat mulai haus akan spiritualitas yang otentik. Banyak yang mulai sadar bahwa kebenaran spiritual tak bisa dikotakkan oleh moralitas sempit. Ajaran Bhairawa bisa menjadi jembatan antara dunia modern dan warisan spiritual Nusantara, asal dipahami secara esoterik dan tidak secara literal.
Ajaran ini bukan ajakan untuk melanggar norma, melainkan ajakan untuk melampaui keterikatan, menemukan kebenaran sejati dalam diri, dan menyadari bahwa di balik terang dan gelap, semuanya adalah bagian dari Yang Satu.
Beberapa Contoh Mantra-Mantra Bhairawa/Bhairawi
1.
Mantra Bhairawa Tantra:
“Ong Bang Bang Bhairawa Yanamah
Ong”
Mantra ini digunakan dalam praktik Bhairawa Tantra
untuk memanggil energi Bhairawa sebagai penghancur ego dan pelindung spiritual.
2.
Mantra Bhairawa dalam Lontar Candra Bhairawa:
“Sri Bajrajnana ti suddha, ring
Budhapaksa linuwih, Yan ring Siwapaksa sira, Hyang Paramasiwa lewih, Dwi
tunggal Sira Kalih, Ong Hrih ring aksara mungguh, Huriping Bhur, Bhwah, Swah,
Utama ning Sastra Aji, Kaangen suluh, Kastawa ring Madyaphada”
Terjemahan:
“Sri Bajranana yang Suci, Budha
Tattwa yang Utama, Hyang Siwa Tattwa, Hyang Paramasiwa beliau Keberadaan Beliau
Tunggal, Ong dan Hrih Aksara Sucinya, Bertempat di Bhur, Bwah, Swah, Sungguh
utama keberadaan beliau, Dijadikan tuntunan hidup, Menjalani kehidupan di muka
bumi.”Jurnal Universitas Udayana+1ResearchGate+1
Mantra ini menggambarkan kesatuan antara aspek Siwa
dan Budha dalam ajaran Bhairawa, menunjukkan sinkretisme dalam praktik
spiritual di Nusantara.
3.
Mantra Bhairawa dalam Praktik Spiritual:
“Ong Sunya Maha Bhairawa Namah
Swaha”
Mantra ini digunakan untuk mengundang kehadiran
Bhairawa sebagai manifestasi dari kekosongan agung (Sunya) dan penghancur ego.
4. Mantra Bhairawa dari Lontar
Bhairawa Tattwa
Salah
satu teks utama yang dikenal di Bali adalah Lontar
Bhairawa Tattwa. Berikut salah satu penggalan mantranya:
"Om Bhairawa Rudra
Maha-Kala Namo Namah"
Artinya: “Salam
hormat kepada Bhairawa, aspek Rudra, Sang Kala Agung.”
Mantra ini digunakan untuk
meditasi terhadap aspek waktu (kala) sebagai kekuatan transformatif.
5. Mantra
Bhairawi dari Tradisi Shakta Tantrik
"Om
Hrim Bhairawiyei Namah”
Ini adalah bentuk pemujaan
terhadap Dewi Bhairawi, sebagai Śakti dari Bhairawa. Digunakan dalam pengabdian
kepada aspek feminin transendental, serta dalam meditasi Kundalini.
6. Mantra Bhairawa dalam Konteks Jawa Kuno
Dalam
teks Dharmapātalaning Bhūmi, ditemukan
referensi terhadap kekuatan Bhairawa sebagai penjaga batas dunia nyata dan
gaib:
"Bhairawaning kala nyāna gumelar ring citta,
sang catur muka tan hana watesé."
Artinya: “Kekuatan Bhairawa hadir dalam kesadaran, wajah empat arah tanpa
batas.”
Ini
bukan mantra formal, tapi sering diucapkan sebagai kontemplasi dalam tapa brata
atau pertapaan Jawa kuno.
7. Mantra Bhairawa-Pāśupata (Sinkretis Shaiva-Tantrik)
"Om Bhairawa Mahadeva, Trinetra
Sahasra-Bahu, Rakta-Netra, Rakta-Vaktra, Rakta-Prabha, Hum Phat Svaha"
Makna simbolis: Menggambarkan
Bhairawa sebagai manifestasi energi kekuatan dan penghancur ego, digunakan
dalam ritus pemurnian spiritual melalui api (agni tapas).
Penjelasan Simbolik
- "Rakta" (merah) sering muncul untuk menyimbolkan darah, energi, dan kehidupan.
- "Kala" merujuk pada waktu, kematian, dan transformasi, aspek penting dalam Bhairawa.
- "Trinetra" (mata ketiga) melambangkan kesadaran spiritual tertinggi.
- "Hum Phat" adalah bijakshara (mantra benih) yang digunakan untuk menghancurkan energi negatif.
Penutup
Bhairawa tidak hadir untuk menakut-nakuti. Ia hadir untuk membebaskan. Dalam dunia yang penuh kepalsuan, Bhairawa adalah nyala api yang membakar ego dan menyisakan keheningan sejati—dimana kita bisa bertemu dengan Diri Ilahi dalam wujud paling jujur dan utuh.
Catatan Tambahan
· Lontar
Candra Bhairawa merupakan salah satu teks penting
yang memuat ajaran Bhairawa, termasuk konsep keutamaan dalam Siwa dan Budha,
serta praktik spiritual yang mendalam. Jurnal Universitas
Udayana
· Praktik Bhairawa Tantra di
Nusantara telah mengalami adaptasi dan integrasi dengan budaya lokal, termasuk
dalam penggunaan mantra dan ritual. ABC Digital
Indonesia
🕉️ Semoga tulisan ini menjadi awal kecil bagi generasi modern untuk kembali menyentuh warisan suci leluhur Nusantara yang hampir terlupakan.
________
Ditulis berdasarkan rangkuman dari berbagai sumber!
Komentar
Posting Komentar